RASIO.CO, Batam-Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) Provinsi Kepulauan Riau, Syamsul Paloh mengkritik pertumbuhan usaha perjudian berkedok Gelanggang Permainan (Gelper) dan peredaran narkotika obat-obatan terlarang (Narkoba) di Kota Batam. Perkembangan kedua jenis usaha terlarang itu disinyalir akibat razia yang dilakukan aparat terkait belum optimal.
“Razia seringkali hanya menyasar pada persepsi penggunaan, tidak pada murni pemberantasan,” katanya menegaskan saat ditanya RASIO MEDIA, Minggu (23/4).
Syamsul merasa perlu mengingatkan hal ini, sebab menurutnya apa artinya razia jika ternyata setelahnya justru kewibawaan aparat dalam penegakan hukum perjudian maupun penanggulangan penyalahgunaan narkoba justru terkesan turun. Buktinya, razia tak memberikan dampak apa-apa, bahkan usaha-usaha hitam itu dijaga oknum-oknum aparat tertentu.
Apresiasi tetap disampaikan DPD GRANAT Provinsi Kepri kata Syamsul atas kegiatan razia tempat-tempat hiburan di Batam pada Jum’at (23/4) yang melibatkan tim gabungan Operasi Gartib Yustisi Wira Pari TW 2, bahkan melalui media sosial pun disampaikan. Disebutkannya juga berita-berita yang mengulas tentang praktek perjudian maupun aktifitas narkoba seolah tak menjadi perhatian bagi aparat nampaknya.
Pengamatan GRANAT, kata Syamsul saat ini menjamurnya kegiatan perjudian dan aktifitas peredaran narkoba hampir padat di tengah Kota Batam. Dari usaha perjudian yang berkedok gelper sesuai izin pemerintah, malah berkembang ke berbagai jenis judi seperti Rolex (Casino), judi Bola (Super Pimpong) dan Poker (Jackpot). Cukup menyedihkan, lanjut Syamsul ketika dalam kenyataan dilapangan mulai banyak masyarakat yang menggantungkan nasib di bisnis untung-untungan itu.
“Apa pemerintah sudah tak perduli lagi dengan mental masyarakat?,” katanya setengah bertanya.
Judi dan Narkoba dalam perspektif DPD GRANAT Provinsi Kepri, tegas Syamsul harus diberantas bersama seluruh elemen. Baginya, mental aparat pun harus diperbaiki dengan senantiasa mengkritik institusinya agar tak ada lagi kesan penindakan yang setengah-setengah atau bahkan hanya formalitas. Aparat yang berkompeten dalam penindakan, harapan GRANAT, kata Syamsul jangan berlagak tidak tahu aktifitas yang dilarang oleh undang-undang itu.
“Janganlah berlagak Kura-kura dalam perahu, sudah tahu pura-pura tidak tahu,” katanya berfilosofi.
ANDRI ARIANTO @www.rasio.co
Berantas narkoba dan judi di negri ini jangan hancurkan generasi penerus karna narkoba dan judi. Satu sisi kita melihat perekonomian namun ahlak generasi sudah di hamcurkan oleh segelintir orang yg menginginkan keuntungan yg banyak dan kita berharap semoga tegakakan aturan yg benar jagan main mata dg pengusaha judi dan narkoba. Masyarakat berharap semoga pemberntasan narkoba dan judi serta porsti tusi di batam di tangani dengan sungguh sungguh.
Di indonesia bandar yg serta mempunyai rumah produksi sendiri justru menjadi sahabat setia dari sebagian oknum bahkan jabatan dan nama baik institusi pun tidak akan pernah dijaga seperti namanya unt sebagai pelindung, pengayom masyarakat..malah yg anaknya ikan teri yg selalu penuhi penjara dinegeri ini..yg kakap malah mendapatkan perlindungan yg sangat extra bahkan nyawapun diberikan demi mendapatkan uang haram ataupun mngkn uang sekolah menuju bintang…