Puluhan Alat Berat Dibakar Warga di Anambas Kepri

1
1449

RASIO.CO, Anambas – Puluhan alat berat PT Kartika Jemaja Jaya yang ingin mengelola 3.605 hektare lahan di Pulau Jemaja dibakar masyarakat yang menolak kehadiran perusahaan itu, Kamis (29/6/2017).

Dilansir Sindonews.com, Masyarakat menilai perusahaan akan menebang hutan yang ada di Jemaja. Sementara program perkebunan karet yang selama ini didengungkan oleh perusahaan dinilai tidak sesuai dengan kondisi yang ada disana.

Dimana pihak perusahaan ingin mulai melaksanakan aktivitasnya dengan mendatangkan alat berat pada 21 Juni 2017 lalu.

Masyarakat langsung mengambil respon dan dengan spontanitas mendatangi lokasi meminta agar pihak perusahaan memulangkan alat berat yang ada. Keesokan harinya dilakukan rapat dengan Camat Jemaja dan Jemaja Timur beserta aparat keamanan disana.

Saat itu masyarakat memberikan deadline waktu bagi perusahaan untuk memulangkan puluhan alat berat yang baru datang dari Tanjungpinang itu. Jika perusahaan tidak mengindahkan permintaan masyarakat mengancam akan membakar alat perusahaan.

Adapun alat berat yang tiba pada 21 Juni lalu yaitu, 15 Buldozer, 2 exavator, 2 unit dumptruck, 2 pickup 2 loader dan logging trailler 2 unit.

Karena tidak ada respon dari pihak perusahaan hari ini, Kamis (29/6/2017) merupakan deadline yang diberikan oleh masyarakat dan sekitar 600 warga Jemaja yang menolak kehadiran perusahaan bergerak menuju lokasi alat berat yang parkir.

Bahkan sebelum aksi terjadi beberapa personel Polres Anambas berusaha untuk menenangkan warga. Namun tidak diindahkan dan masyarakat nekat membakar alat berat tersebut karena mereka nilai akan mengundulkan Pulau Jemaja itu.

“Kami telah bersabar sejak alat berat itu masuk kesini. Kami berikan waktu satu minggu untuk segera mengangkat alat berat dan memindahkan dari Pulau Jemaja. Kami masyarakat tidak ingin berbuat anarkistis namun karena pihak perusahaan tidak mengindahkan permintaan warga makanya aksi itu terjadi,” ujar salah satu warga yang tidak mau menyebutkan namanya kepada wartawan, Kamis (29/6/2017).

Masyarakat Jemaja bukan tidak mau ada investasi di Jemaja namun jika berkaitan dengan hutan yang ada disana masyarakat tetap menolak.

Bahkan warga yang selama ini sudah sering berunding dengan pihak perusahaan tidak membuahkan kesepakatan.

“Kami ingin ada investasi disini, tapi investasi apa dulu, kalau pariwisata, resosrt, periakanan kami sangat mendukung. Tapi kalau ada niat untuk merusak hutan Jemaja ini kami tidak akan tinggal diam,” ujarnya seraya berlalu.

Sementara Wakil Bupati Anambas, Wan Zuhendra mengimbau kepada masyarakat di Jemaja agar tidak berbuat anarkistis dan bisa melakukan tindakan sesuai dengan aturan yang ada. Namun bisa dilakukan dengan perundingan dan menggunakan akal sehat.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak anarkistis. Negara kita negara hukum dan kita minta agar masyarakat tenang dan bisa menggunakan kepala dingin dalam menghadapi masalah,” ujar Wan Zuhendra.

APRI@www.rasio.co|Sindonews.com

.

Print Friendly, PDF & Email


1 KOMENTAR

  1. Setuju memang masyarakat setempat harus turun tangan sendiri..sebab dewasa’ ini aparat pemerintah sudah tidak berpihak kepada kepentingan rakyatnya.. tetapi berpihak kepada kepentingan asing n aseng..

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini