Gunung Semeru Alami 22 Kali Letusan usai Status Naik Jadi Awas

0
201
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, mengalami 22 kali letusan usai statusnya naik menjadi Awas sejak hari ini, Minggu (4/12), pukul 12.00 WIB. (foto/ist)

RASIO.CO, Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, mengalami 22 kali letusan usai statusnya naik menjadi Awas sejak hari ini, Minggu (4/12), pukul 12.00 WIB.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Mukdas Sofian, menyatakan bahwa 22 letusan atau erupsi itu beramplitudo 10-35 mm dengan lama gempa 60-140 detik.

“Gunung Semeru juga mengalami satu kali gempa guguran dengan amplitudo 17 mm dan lama gempa 210 detik, serta dua kali gempa harmonik dengan amplitudo 3-12 mm dan lama gempa 26-105 detik,”ujar Mukdas, seperti dikutip Antara.




Berdasarkan pengamatan visual, Gunung Semeru tertutup Kabut 0-II hingga Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati, sementara cuaca berawan hingga hujan. Angin lemah juga berembus ke arah timur laut.

Selama status Awas di Gunung Semeru ini, Mukdas mengimbau agar warga tak melakukan aktivitas di sektor tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak gunung.

Di luar jarak itu, masyarakat juga diimbau agar tak melalukan aktivitas di jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar.

Lebih jauh, masyarakat juga diimbau tak beraktivitas di radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan bahaya lontaran batu pijar.

Mukdas juga meminta warga mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Sebelum status naik jadi Awas, Gunung Semeru juga mengalami sejumlah erupsi pada Minggu sejak pukul 00.00-12.00 waktu setempat.

Menurut keterangan PPGA, erupsi itu didominasi gempa awan panas dan 13 kali gempa letusan. Amplitudo awan panas saat itu terekam 44 mm. Saat itu, sebaran material erupsi berupa lontaran batuan pijar diperkirakan dapat mencapai radius 8 kilometer dari puncak.

Sementara itu, material lontaran berukuran abu saat ini mencapai 12 km ke arah tenggara. Arah dan jarak sebaran material abu ini dapat berubah, tergantung arah dan kecepatan angin.

Arah luncuran awan panas guguran dan guguran bergerak ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jangkauan awan panas guguran sudah mencapai lebih dari 13 km.

Lahar dingin maupun lahar panas dapat terjadi di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak, khususnya sepanjang aliran
sungai.

“Hasil analisis pemantau secara visual dan kegempaan menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas sehingga tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan menjadi level IV atau Awas,” katanya.

***

Print Friendly, PDF & Email


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini