.RASIO.CO, Batam – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, Dendi N Purnomo mengatakan, Batam menjadi satu dari 23 kota proyek percobaan (pilot project) penanganan sampah plastik di laut dan program ini merupakan agenda Kementerian Koordinator Bidang Maritim sebagai tindaklanjut data World Bank yang menyatakan Indonesia sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia
“Batam dipilih karena daerah perbatasan dan wisata. Selain Batam ada Jakarta, Bali, Manado, Ambon, kota-kota pantai,” kata Dendi, di Media Centre Batam.Kamis (9/3).
Menurut Dendi, saat ini bentuk programnya sedang dirumuskan di Kemenko Maritim. Namun beberapa kegiatan yang mungkin diadakan di antaranya adalah kampanye anti sampah plastik, penyiapan sarana prasarana, dan sebagainya.
Dendi mengatakan, budaya membuang sampah ke laut di Kota Batam masih menjadi kebiasaan. Khususnya penduduk yang tinggal di tepi pantai. Termasuk restoran-restoran yang berdiri di atas laut.
“Laut di Batam masih banyak sampah. Terutama pesisir yang ada pemukiman. Orang buang sampah sembarangan di laut masih jadi budaya, masih jadi kebiasaan,” ujarnya.
Dinas Lingkungan Hidup, kata Dendi, selain mengimbau supaya jangan buang sampah di laut juga menyiapkan sarana prasarana. Seperti kapal motor sangkut untuk pengangkutan sampah di laut ke daratan.
Di tahun 2018, Dinas Lingkungan Hidup mengusulkan penambahan kapal pengangkut sampah sebanyak lima unit per kecamatan dengan wilayah pesisir. Selain itu juga mengusulkan penambahan 100 bin container dalam APBD 2018.
Apri @www.rasio.co | MCB