BP Batam Perketat Pengawasan Peredaran Narkoba di Bandara

0
471

RASIO.CO, Batam – BP Batam akan memperketat perederan narkoba yang dimanfaatkan bandar menggunakan jalur udara Bandara Hang Nadim maupun pelabuhan kargo, pasalnya dalam sebulan terakhahir petugas avsec 4 kali berhasil menangkap pelaku.

Tidak pelabuhan itu saja, BP Batam juga akan melakukan pengawasan ketat terhadap pelabuhan lainnya yang dikelolanya, seperti pelabuhan Batuampar, Sekupang, Punggur serta Kabil dan akan berkoordinasi bersama Polda Kepri , juga BNNP Kepri.

” Alat canggih pendeteksi narkoba serta CCTv segera kita ajukan kepusat sebagai langkah mencegah masuk dan keluarnya narkoba melalui pelabuhan di Batam,” Kata Bambang Purwanto Anggota Deputi Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia BP Batam usai Seminar Internasional Culture Carnaval. Jumat(15/12).




Kata Dia, Dirinya sudah mengkonsep agar bandara maupun pelabuhan tidak dimanfaatkan bandar jaringan narkoba mengirim barangnya keluar daerah, untuk itu kami dalam waktu dekat akan segera berkoordinasi bersama Polda Kepri , BNNP dan BP Batam.

” Konsepnya untuk mencegah karena tidak tertutup kemungkinan masuknya dari negara tetangga melalui pelabuhan, keluar dari batam melalui udara,” ujarnya.

Lanjunya, terakhir dua hari lalu, hampir dua kilo narkoba jenis sabu yang akan dibawa mengunakan pesawat udara, namun berhasil dicegah petugas avsec dan jika perlu kita berkoordinasi dengan BNN pusat.

” Sedangkan petugas avsec yang berhasil menangkap pelaku narkoba akan kami beri reward,” ujarnya.

Sementara itu, beberapa waktu lalu, kabid Pencagahan dan Penindakan BNNP Kepri, Bubung mengatakan, narkoba yang masuk ke Kepri masuk melalui pelabuhan tikus dan 98 persen barang haram tersebut di pasok dari negara Malaysia.

” Ada ratusan pelabuhan tikus di Batam dan modusnya emanfaatkan nelayan untuk menjembut ditengah laut,” kata dia.

Selain itu, para bandar jaringan narkoba tersebut menjadikan Kepri wilayah transit dengan mengunakan transportasi laut mengunakan speedboad para nelayan yang ada dipulau untuk menjemput ketengah laut.

” Mereka memanfaatkan Kepulauan Riau yg memang secara geografis sangat mungkin dapat meloloskan barang yang mereka bawa dari Malaysia ke Indonesia untuk didistribusikan ke daerah lain yang ada di Indonesia,” Kata Kabid Brantas dan Penindakan BNNP Kepri AKBP Bubung Pramiadi usai pemusnahan BB di Kejari Batam. Jumat(01/12).

Kata Dia, Narkoba di Malaysia yang jauh lebih murah mengakibatkan banyak bandar narkoba memanfaatkan posisi strategis Kepulauan Riau sebagai pintu masuk untuk diedarkan ke seluruh Indonesia.

Informasi yang didapat BNN, di Malaysia saat ini sabu seberat 1 kilogram bisa dibeli seharga Rp90 juta. Sedangkan di Indonesia, 1kg sabu mencapai hampir Rp2 miliar. Merosotnya harga sabu di sana karena penggunanya sudah turun.

” Saat ini pihaknya menangani 63 kasus dengan tersangka 80 orang dengan modus mejemput narkoba di wilayah OPL dan ini sudah lama terpantau,” ujarnya.

Jumlah pengguna narkoba jenis sabu di Malaysia dan juga negara maju lainnya semakin menurun. Sebaliknya, jumlah penggunanya di Indonesia mengalami peningkatan yang luar biasa. Ini pula yang menjadi salah satu pemikiran BNN bagaimana membendung narkoba dengan memperketat lini di pintu-pintu masuk di Kepri.

Lebih jauh, dia menjelaskan dengan turunnya harga membuat sasaran pebisnis barang haram tersebut beralih dan mencari pangsa di negara lain. Karena itu, saat ini banyak narkoba yang berasal dari Malaysia yang masuk melalui Kepri dan Batam khususnya.

“Mudahnya masuk ke Kepri, karena daerah kepulauan, banyak pintu masuknya. Ini yang menjadi dilema tersendiri untuk kami. Pengguna dan masyarakat yang masih ingin menggunakan narkoba tinggi. Sehingga peredarannya juga meningkat,” ujarnya.

Dia mengakui bahwa saat ini BNNP Kepri kekurangan sumber daya manusia. Sebab, untuk bagian penindakan saja hanya diisi sembilan orang saja. Jumlah tersebut jelas sangat kurang. Sedangkan wilayah jangkauannya yang luas menyebabkan BNNP Kepri kewalahan melakukan pengawasan.

Dia berharap agar BNN pusat menambah personel guna memberantas peredaran barang haram tersebut. Sebab, sebagai salah satu akses pintu masuk, pemerintah harus memprioritaskan Kepri, khususnya Batam. Baik dari personel, peralatan, kalau perlu dibuat laboratorium guna mendeteksi narkoba di daerah ini.

” Pencegahan melalui lingkungan instansi pemerintah dan masyarakat sangat penting sehingga dapat mengurangi serta memprotek diri dari narkoba,” tutupnya.

APRI@www.rasio.co

Print Friendly, PDF & Email


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini