Diancam Nuklir, AS Dan Sekutunya Bersiap Serang Korut

0
700

RASIO.CO, Jakarta –  Pesawat pengebom B-1B Lancer Amerika Serikat (AS) yang bermarkas di Guam sudah siaga untuk menggempur Korea Utara (Korut). Pesawat berbahaya andalan Pentagon ini akan menyerang jika diperintah Presiden Donald Trump.

Bomber B-1B Lancer di Guam siap untuk memenuhi misi #FightTonight (pertempuran malam ini) jika diperintah untuk melakukannya,” kata Komando Pasifik AS melalui akun Twitter-nya, @PacificCommand.

Pesan tweet Komando Pasifik AS ini di-tweet ulang oleh Presiden Donald Trump pada hari yang sama, di mana dia mengumumkan bahwa solusi militer terhadap rezim Kim Jong-un di Korut sudah terkunci dan siap.

”Solusi militer sekarang sepenuhnya tersedia, terkunci dan terisi, seandainya Korea Utara bertindak tidak bijaksana,” tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, pada hari Jumat (11/8/2017), seperti dikutip Fox News.

“Mudah-mudahan Kim Jong-un akan menemukan jalan lain!,” lanjut Trump.

Sebelumnya Sekutu abadi AS Inggris telah menyatakan kesiapan mereka jika di butuhkan untuk membantu dalam misi peperangan Amerika ke wilayah Korut, Amerika Serikat (AS) telah meminta Inggris untuk membantu menemukan pangkalan militer Korea Utara (Korut). Permintaan itu muncul saat Korut meningkatkan ancaman untuk melakukan serangan rudal ke AS.

Angkatan Udara Inggris, RAF, telah diminta untuk bergabung dalam operasi mata-mata internasional atas negara nakal tersebut untuk mengetahui lokasi-lokasi nuklir dan senjata artileri. Kepala militer AS berharap misi pengawasan tersebut akan membantu mereka mempersiapkan serangan besar-besaran atau untuk perang.

Jika parlemen mendukung permintaan tersebut, setidaknya satu dari tiga pesawat mata-mata Rivet Joint Inggris bisa terbang ke sebuah pangkalan di Jepang dalam waktu dua minggu.

“Meskipun konflik antara Korut dan Amerika serta sekutu mereka tidak terpikirkan, segala sesuatu yang dapat dilakukan sedang dilakukan untuk mempersiapkannya jika itu terjadi,” ujar seorang sumber di Inggris.

“Perencana perang Barat sangat ingin meminimalkan jumlah korban tewas dan itu berarti peningkatan secara besar-besaran pengumpulan data intelijen melawan Korut,” imbuhnya seperti dikutip dari Daily Record, Jumat (11/8/2017)

Sumber tersebut menambahkan: “NATO perlu berdiri di belakang AS karena situasi ini dapat mempengaruhi semua orang.”

Pesawat mata-mata seharga 800 juta poundsterling akan “mengintip” obrolan komunikasi di Korea Utara. Kru RAF akan bergabung dengan personil AS yang bertugas sebagai penerjemah.

Inggris juga telah menempatkan badan intelijen untuk siaga tinggi. MI6 dan GCHQ mengumpulkan informasi untuk mengetahui bagaimana negara-negara lain bersiap menghadapi Kim Jong-un.

“Ini semua tentang memastikan setiap langkah diambil untuk menghindari sesuatu yang tidak beres karena upaya dilakukan untuk menyelesaikan krisis ini melalui diplomasi,” kata sumber intelijen.

“Mereka memantau bagaimana negara-negara Jepang dan China dan negara-negara sekitarnya bereaksi terhadap setiap perkembangan,” imbuhnya.

Sumber:Airmagz

Print Friendly, PDF & Email

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini