RASIO.CO, Batam – Ratusan kepala rumah tangga yang tinggal di Kampung Harapan Swadaya, Bengkog Sadai histeris dan tertunduk lemas karena rumah yang mereka tinggali puluhan tahun rata dengan tanah di eksekusi PN Batam. Rabu(1/03/2017). namun eksekusi berjalan lancar tampa hambatan.
Pantauan lapangan Tim Eksekusi PN Batam dibantu pihak kepolisian , TNI, Ditpam, Satpol PP serta pemadam kebakaran meraksak masuk sekitar pukul 9.30 WIB. Melakukan eksekusi merubuhkan lebih kurang 110 KK tanpa hambatan yang berarti.
Terlihat dialokasi panti asuhan Muthmainnah dirobohkan yang dihuni lebih kurang 22 orang , ironisnya empat diantaranya merupakan bayi usia enam bulan.
Terlihat diraut wajah anak balita rasa sedih , namun tidak tahu apa yang terjadi saat tempat tinggal mereka dieksekusi bahkan malam ini tidak tahu kemana lagi mengadu.
Syairi penggurus panti asuhan mengatakan , paska eksekusi ini dirinya bersama anak yatim-piatu kemana harus berteduh selanjutnya, pasalnya pihaknya belum mendapat pemberitahuannya serta solusi pihak perusahaan maupun pemerintah Batam.
“Kami berharap dibantu pemerintah agar dapat melanjutkan kehidupan anak asuhnya,’ ujarnya lemas.
Halaman yang sama juga disampaikan salah seorang warga bernama sari, dimana dirinya sangat kecewa dengan pihak
Nurmayana mengaku telah melihat peta lokasi lahan yang akan digusur. Menurutnya, dalam peta tersebut rumah miliknya tidak termasuk.
“Semalam saya sudah tahu ada penggusuran. Karena melihat di peta tidak masuk, makanya saya tidak ikut memindahkan barang-barang,” ungkapnya.
Namun saat proses eksekusi berjalan, dirinya disarankan warga lainnya untuk memindahkan barang-barang sebagai antisipasi. Dan saat Nurmaya bergegas memindahkan barang-barangnya, alat berat malah sudah merobohkan rumahnya.
“Sebenarnya alat berat ini tahu tidak peta lahan ini, kok main robohkan saja? Saya tidak mau uang ganti rugi. Yang sayang ingin rumah saya dibangun kembali,” ujarnya.
Ia pun menegaskan, jika tidak dibangun kembali, ia akan menempati fasilitas umum atau Posyandu yang ada di sekitar lokasi. “Kalau tidak dibangun kembali, saya akan tinggal di fasum atsu Posyandu,” tegasnya
Sementara itu, dilokasi masih terlihat empat eskafator bekerja tampa henti membersihkan serta merobohkan rumah warga, bahkan pihak pengembang terlihat sudah menyediakan kawan untuk memagar lokasi yang sudah diterilkan dan pihak keamanan masih terlihat berjaga dilokasi.
Apri @www.rasio.co |