RASIO.CO, Jakarta – Korea Utara dilaporkan melakukan eksekusi di tempat-tempat publik, seperti bantaran sungai, pasar, bahkan sekolah, bagi warganya yang kedapatan terlibat prostitusi atau mendistribusikan berita dari media Korea Selatan.
Fakta ini terkuak dalam laporan yang dirilis oleh organisasi non-pemerintah di Korsel, Transitional Justice Working Group (TJWG), berdasarkan wawancara dengan 350 pembelot dari Korut.
Dalam laporan tersebut, TJWG juga mendokumentasikan sejumlah lokasi pembunuhan di hadapan publik dan kuburan massal yang diduga sudah merupakan hal biasa di Korut.
“Peta dan pernyataan ini memberikan gambaran nyata mengenai skala penganiayaan yang terjadi di sana selama berpuluh tahun,” demikian pernyataan TJWG.
Kantor berita Reuters sendiri tak dapat melakukan verifikasi kebenaran dari laporan ini. TJWG mengatakan, laporan semacam ini memang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Mereka membuat laporan ini untuk mendorong masyarakat internasional mengambil tindakan atas “kejahatan terhadap kemanusiaan” yang dilakukan oleh rezim Kim Jong-un.
TJWG sendiri merupakan gabungan dari aktivis dan peneliti bidang hak asasi manusia yang dipimpin oleh Lee Younghwan. Ia pernah bekerja sebagai pegiat HAM di Korut.
Sebagian besar dana operasional TJWG berasal dari badan Sumbangan Nasional untuk Demokrasi yang bermarkas di AS. Badan tersebut didanai oleh Kongres AS.
Selama ini, AS terus mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membawa pemerintah Korut ke hadapan pengadilan internasional.
Namun, desakan tersebut ditolak oleh dua dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia dan China sebagai sekutu terdekat Korut.
Sumber: CNN Indoensia
