RASIO.CO, Batam-Ketua II Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, bahwa tekanan inflasi meningkat pada Januari 2017. Inflasi Januari sebesar 0,71% (mtm) atau 3,69% (yoy), meningkat dibanding inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,25% (mtm), atau 3,53% (yoy).
Inflasi bulanan Kepri lebih rendah dibanding Nasional dengan inflasi sebesar 0,97% (mtm), namun laju inflasi tahunan Nasional tercatat lebih rendah yaitu 3,49% (yoy). Secara spasial, Batam mencatatkan inflasi 0,67% (mtm) atau 3,79% (yoy), sementara inflasi di Kota Tanjungpinang sebesar 0,97% (mtm) atau 3,10% (yoy). Perlambatan laju inflasi Januari dipengaruhi oleh kenaikan harga sejumlah komoditas inti dan administered price, utamanya tarif pulsa ponsel dan biaya perpanjangan STNK.
Inflasi kelompok inti sebesar 0,56% (mtm). Andil terbesar inflasi bersumber dari tarif pulsa ponsel dan lemari pakaian, dengan inflasi masing-masing sebesar 14,63% (mtm) dan 4,42% (mtm). Sesuai polanya, inflasi inti cenderung meningkat pada awal tahun, karena penyesuaian harga oleh produsen atas kenaikan biaya-biaya produksi pada tahun sebelumnya.
Inflasi kelompok administered prices (AP) sebesar 1,41% (mtm). Andil terbesar inflasi bersumber dari biaya perpanjangan STNK, harga bensin dan tarif listrik dengan inflasi masing-masing sebesar 105,19% (mtm), 1,75% (mtm) dan 0,56% (mtm). Kenaikan biaya perpanjangan STNK sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Kenaikan harga bensin adalah penyesuaian atas harga minyak dunia, dengan kenaikan harga pada bensin jenis Pertamax, Pertalite, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex sebesar Rp300/liter, efektif berlaku pada 5 Januari 2017. Adapun kenaikan tarif listrik didorong oleh tarif adjustment dan penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan daya 900 VA non subsidi oleh PT PLN Persero (berlaku di kab/kota selain Batam karena tidak ada kenaikan tarif oleh PT PLN Batam).
Kelompok volatile foods (VF) inflasi 0,35% (mtm). Andil terbesar inflasi bersumber dari komoditas cabai rawit, bawang merah dan daging ayam ras dengan inflasi masing-masing sebesar 13,09% (mtm), 10,31% (mtm), dan 2,64% (mtm). “ Kenaikan harga cabai rawit dan bawang merah akibat pasokan terbatas,” kata Gusti kepada media ini.
Untuk itu diperlukan mengambil langkah pengendalian inflasi melanjutkan program ketahanan nasional dan fokus mitigasi risiko inflasi. Beberapa rekomendasi TPID yaitu: (i) Mendorong gerakan menanam cabai dan menyiapkan lahan untuk pertanian cabai, (ii) Memperbanyak jumlah Rumah Pangan Kita (RPK), melalui konsep “Satu RT, Satu RPK”, (iii) Menjaga fluktuasi harga daging ayam ras melalui pengembangan plasma peternakan ayam, (iv) Memanfaatkan pulau-pulau hinterland sebagai sentra pertanian, (v) Menyediakan lahan untuk pengembangan pertanian serta melakukan revitalisasi dan penambahan kapasitas rumah potong hewan, (vi) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi lintas instansi khususnya terkait ketahanan pangan, (vii) Mempercepat realisasi kerjasama antar daerah serta peningkatan infrastruktur transportasi untuk mendukung pemenuhan komoditas pangan strategis ke Kepri.
RUMBADI DALLE @www.rasio.co