Kerusuhan Wamena, 12 Orang Tewas dan Ratusan Warga Mengungsi
RASIO.CO, Jakarta – Kerusuhan di Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2) mengakibatkan setidaknya 12 orang tewas dan ratusan warga mengungsi. Sementara itu hingga Selasa (28/2), sebanyak 920 warga dilaporkan masih mengungsi di markas Kodim 1702/Jayawijaya.
“Sampai saat ini masih banyak yang mengungsi ke Makodim 1702/JWY. Jumlah pengungsi sampai saat ini 920 jiwa,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dikutip CNNIndonesia.com, Selasa (28/2).
Herman menjelaskan warga mengungsi karena khawatir adanya peristiwa yang menimbulkan kerusuhan susulan.
“Adanya kekhawatiran dari para pengungsi terutama yang dianggap warga pendatang akan adanya aksi atau tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan situasi mengarah ke kerusuhan susulan,” katanya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan kericuhan yang terjadi sekitar pukul 12.30 WIT, berawal dari isu penculikan anak.
“Kami mendapatkan informasi bahwa ada sebuah mobil tujuan Kampung Yomaima yang ditahan oleh masyarakat di Kampung Sinakma yang diduga sopir mobil tersebut adalah oknum penculikan anak sehingga ini yang membuat kehebohan di tengah masyarakat,” kata Benny dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Benny menyebut saat itu aparat gabungan TNI-Polri telah melakukan negosiasi agar isu penculikan dapat diselesaikan.
Namun, sambungnya, Kapolres Jayawijaya dan anggota gabungan yang berada di lokasi justru diserang menggunakan batu dan panah.
Petugas kemudian mengeluarkan tembakan peringatan dengan harapan massa tidak melakukan aksi penyerangan.
“Massa yang semakin anarkis tersebut tidak mau mendengar himbauan aparat dan tidak mau membubarkan diri saat diberi tembakan peringatan bahkan menyerang aparat dengan panah,” katanya.
Akibat bentrokan tersebut, ia mengatakan ada 12 korban tewas. Rinciannya, dua orang korban berasal dari warga, sementara 10 lainnya berasal dari massa perusuh yang ditembak petugas.
Selain itu, terdapat 32 orang korban luka-luka dan 13 rumah serta 2 ruko hangus dibakar kelompok massa aksi.
Belakangan, Propam Polda Papua disebut menyelidiki dugaan adanya pelanggaran SOP oleh personel saat bertugas.
Hingga Senin (27/2), Propam telah memeriksa 16 anggota yang terlibat dalam penanganan kerusuhan itu.
“Pastinya nanti akan bertambah karena ada banyak anggota yang turun ke lapangan dan akan dicek secara rinci peran masing-masing anggota,” kata Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri dalam keterangan tertulis, Senin.
Evaluasi Polres Jayawijaya
Mathius mengklaim Polda Papua juga telah melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait pelaksanaan pengamanan yang telah dilakukan Polres Jayawijaya.
“Saya minta secara rinci fakta dan data di lapangan sehingga ini akan menjadi evaluasi secara menyeluruh bagaimana pelaksanaan tugas pengamanan yang harus di lakukan ke depan dalam menangani massa,” ujarnya.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa juga mengaku telah menginstruksikan Pomdam Cendrawasih untuk menginvestigasi keterlibatan prajurit dalam kerusuhan tersebut.
Ia akan menindak jika ditemukan prajurit yang melakukan pelanggaran dalam penanganan kerusuhan itu.
“Apabila ada anggota saya yang terlibat dan ada bukti-bukti yang mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia, maka yang bersangkutan akan kita ambil tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata Saleh, Senin.
Jika tidak ditemukan keterlibatan prajurit, Saleh akan menindak pihak-pihak yang memutarbalikkan fakta.
“Apabila ada oknum-oknum yang memutarbalikkan, saya akan laporkan pemutaran fakta dan penjelekkan nama baik. Saya garisbawahi, apabila ada oknum yang berupaya menimbulkan berita-berita hoax, saya akan tuntut yang bersangkutan sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata Saleh.
***