
RASIO.CO, Batam – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H. Ansar Ahmad bersama Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura mendampingi Komisi V DPR RI dalam kunjungan kerja meninjau sarana dan prasarana infrastruktur pembangunan Jembatan Batam–Bintan di titik Landing Point sisi Batam, Kabil, Kota Batam, Rabu (29/10) sore.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat langsung kesiapan rencana pembangunan jembatan yang digadang-gadang akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.

Rombongan dipimpin Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, dan turut didampingi Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura, perwakilan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta sejumlah pejabat terkait lainnya.
Setibanya di lokasi, Lasarus bersama rombongan menerima paparan teknis mengenai rencana pembangunan Jembatan Batam–Bintan (Babin). Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, Lasarus menyampaikan apresiasi terhadap kesiapan proyek strategis nasional itu.
“Oke, berarti sudah semuanya lengkap ya. Tidak ada kendala lagi,” ujar Lasarus di sela peninjauan.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menegaskan bahwa pembangunan Jembatan Batam–Bintan merupakan proyek strategis yang harus terus diperjuangkan. Ia menilai keberadaan jembatan tersebut akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan investasi dan perekonomian di Provinsi Kepri.
“Pembangunan Jembatan Batam–Bintan perlu terus disuarakan. Ini bukan hanya proyek penghubung, tetapi juga langkah nyata untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan investasi di wilayah kita,” ujar Ansar.

Ansar juga menjelaskan bahwa Pemprov Kepri telah mengusulkan agar Batam, Bintan, dan Karimun ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ). Langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya saing ekonomi daerah serta membuka peluang investasi baru.
Proyek Jembatan Batam–Bintan sendiri dirancang menghubungkan Pulau Batam, Pulau Galang, dan Pulau Bintan. Jembatan sepanjang 14,6 kilometer dengan bentangan utama 7,6 kilometer itu diperkirakan membutuhkan investasi senilai Rp16–17 triliun.

Pembangunan jembatan ini juga menjadi bagian dari pengembangan proyek Rempang Eco-City, yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Kehadirannya diharapkan memperkuat konektivitas antarwilayah serta mempercepat pemerataan pembangunan di Kepulauan Riau.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut Kepala Bappeda Provinsi Kepri Aries Fhariandi, Kepala Dinas PUPP Rodi Yantari, Kepala Dinas Perhubungan Kepri Junaidi, serta Kepala Dinas Perkim Kepri Said Nursyahdu.
Redaksi@www.rasio.co//


