Waspada Bahaya Berlebihan Mengonsumsi Lemak Jenuh

0
594

RASIO.CO, Batam – Anda pasti seringkali diingatkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh. Katanya, lemak jenuh adalah penyebab utama penyakit jantung.

Dikutip di hellosehat, Tapi tahukah Anda bahwa tubuh juga tetap memerlukan asupan lemak jenuh? Kuncinya, Anda tetap tak boleh mengonsumsinya secara berlebihan. Memang, berapa batas normal asupan lemak jenuh per harinya?

Lemak jenuh adalah asam lemak yang berasal dari hewan

Lemak terbentuk dari dua jenis molekul, yaitu asam lemak dan gliserol. Jenis dan kadar asam lemak inilah yang menentukan dampak lemak terhadap tubuh Anda. Lemak jenuh adalah jenis lemak yang umumnya berasal dari hewan, seperti daging unggas, daging merah, dan produk susu yang kaya lemak.

Dari sudut pandang kimia, lemak jenuh adalah adalah molekul lemak yang tidak memiliki rantai ganda dengan molekul karbon karena lemak jenis ini jenuh dengan molekul hidrogen.

Lemak jenuh ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar kolesterol ‘jahat’ (LDL) dalam darah.

Asupan lemak dan asam lemak dibutuhkan sebagai penyedia energi dan membantu penyerapan beberapa jenis vitamin tertentu. Asam lemak jenuh merupakan salah satu jenis asam lemak yang jika dikonsumsi berlebih, justru dapat berisiko merugikan kesehatan.

Bahaya makan lemak jenuh yang berlebihan

Fungsi lemak pada tubuh manusia adalah sebagai cadangan energi, pelindung berbagai organ penting, menjaga bentuk dan suhu tubuh, dan membantu penyerapan vitamin A,D,E, K.

Sementara fungsi lemak dalam makanan, yaitu untuk menghasilkan kalori, membuat rasa makanan lebih enak, mengikat vitamin, mengandung asam lemak esensial, dan menghasilkan aroma dan bau tertentu.

Namun, jika terlalu banyak makanan yang banyak mengandung lemak jenuh, hal ini akan menimbulkan masalah bagi tubuh. Salah satunya dapat menyebabkan peningkatan kolesterol total dan kolesterol LDL (low-density lipoprotein).

LDL sering disebut kolesterol jahat, berbentuk lemak mirip lilin. Lemak jenuh ini sering ditemui di atas meja makan lewat hidangan yang mengandung lemak hewani, kulit ayam, produk susu kental manis, dan minyak seperti minyak kelapa dan minyak kelapa sawit.

Satu porsi makanan cepat saji mengandung 28 gram lemak (41,2%), dua buah gorengan mengandung 18,8 gram lemak (28,1%), bahkan satu porsi nasi padang mengandung 25–30 gram lemak (37-45%).

Padahal, anjuran asupan lemak berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Indonesia adalah 25% dari energi total. Jika konsumsi lemak jenuh tinggi, sedangkan lemak tidak jenuh cenderung rendah, tingkat kolesterol dalam tubuh juga akan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan serum kolesterol darah juga tinggi.

Kemudian akan terbentuk plak atheroma dalam pembuluh darah yang berdampak pada penyempitan pembuluh darah ke jantung. Jika hal ini terjadi maka dampak terburuknya adalah terjadinya kematian otot jantung yang dapat menyebabkan kematian.

Lalu, berapa batas normal konsumsi lemak jenuh per hari?

Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang setiap harinya. Terdapat enam jenis nutrisi yang harus didapatkan dalam asupan makanan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Adapun komposisi yang baik untuk asupan protein, baik itu dari protein hewani maupun nabati dianjurkan 10%–20% dari kalori kebutuhan tubuh, karbohidrat sekitar 45%–65%, karbohidrat sederhana sekitar 5%, dan lemak dianjurkan kurang dari 30% dari kalori kebutuhan tubuh.

Sementara kebutuhan kolesterol hanya boleh dikonsumsi kurang dari 300 mg/hari. Lemak dibutuhkan oleh tubuh, tapi bila berlebihan justru menimbulkan masalah kesehatan.

Berdasarkan American Heart Association, anjuran konsumsi lemak adalah 25%–35% per hari dan harus dibatasi asupan lemak jenuh kurang dari 7% dari kalori total. Untuk asupan lemak trans harus kurang dari 1% dari kalori total per hari. Kemudian sisa asupan harus dipenuhi dari asam lemak tidak jenuh.

Lemak jenuh kerap disebut sebagai lemak jahat yang berisiko menyumbat peredaran darah. Jika lemak jahat menyumbat peredaran darah ke jantung, hal ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Jika menyumbat peredaran darah ke otak, akan berisiko stroke.(red/hs).

APRI@www.rasio.co

Print Friendly, PDF & Email

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini