Kenaikan Tarif PLN Bright Batam Bentuk Kepanikan

Target Tak Tercapai dari Tahun Ketahun

0
1432
Pengamat Ekonomi Firdaus Hamta Dosen Fakultas Ekonomi Unrika, Kepanikan memungkinan karena merujuk pada pendapatan dan laba usaha yang tidak mencapai target, contoh tahun 2014 – 2015 realisasi pendapatan usaha hanya tercapai pada kisaran pada 87.22 persen dari target, kemudian laba usaha 22,32 persen dari target

RASIO.CO, Batam – Kenaikan tarif listrik PLN Bright Batam seperti hanya bentuk kepanikan atau kekhwatiran yang berlebihan dalam merespon fluktuasi laba yang diperolehnya dari tahun ketahun.

Menurut Pengamat Ekonomi Firdaus Hamta Dosen Fakultas Ekonomi Unrika, Kepanikan memungkinan karena merujuk pada pendapatan dan laba usaha yang tidak mencapai target, contoh tahun 2014 – 2015 realisasi pendapatan usaha hanya tercapai pada kisaran pada 87.22 persen dari target, kemudian laba usaha 22,32 persen dari target. Namun intinya periode tahun 2015 PLN Bright Batam membukukan laba.

“pendapatan dan laba usaha yang tidak mencapai target dimana tahun ketahun terus menggalami penurunan sehingga masyarakat yang dikorbankan,” Kata Firdaus Hamta. Kamis(04/05/2017).

Lanjut Firdaus, Kemudian merujuk pada annual report PLN Bright Batam periode 2010 – 2015 secara umum kinerja keuangan PLN Bright Batam kinerja dalam keadaan sehat.

Hal ini bisa dilihat dari komponen profit perusahan baik pendapatan operasi dan laba usaha bergerak positif, begitupun kas dan setara kas kecendrungan naik dari tahun ketahun, begitupun semua beban tunjangan dan insentif karyawan naik dari tahun ketahun.

Menariknya terdapat lonjakan kenaikan aset dari tahun 2014 ke 2015 secara signifikan menembus 100 persen, namun dampak kinerja perusahaan dalam keadaan stabil seperti rasio solvabilitas dan likuditas pada tahun 2015 lebih baik dari tahun 2014, begitupun tingkat rasio profitabilitas cenderung positif,” ujarnya.

Untuk itu, Imbuhnya, Maka dapat disimpulkan bahwa, tidak ada alasan kuat sektor keuangan menjadi dasar untuk kenaikan tarif listik, sedangkan faktor eksternal seperti tingkat inflasi, kurs, dan harga bbm pada periode tahun 2014-2015 relatif stabil atau dengan kata lain tidak ada fluktuasi yang signifikan.

Jika karena alasan untuk melakukan investasi atau ekspansi, idealnya dialokasikan dari komponen modal bukan membebankan pada konsumen dengan menaikkan tarif yang serta merta dengan tingkat yang fantastis menembus 40 – 50 persen. Saya kira Pemrov Kepri dalam hal ini harus cermat merepson dan membuat kebijakan serta keputusan terkait hal ini.

“Tidak ada dasar alasat kuat sektor keuangan jadi dasar kenaikan tarif sedangkan karena alasan untuk melakukan investasi atau ekspansi, idealnya dialokasikan dari komponen modal bukan membebankan pada konsumen,” pungkasnya.

APRI @www.rasio.co|

Print Friendly, PDF & Email

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini