RASIO.CO, Jakarta – Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara dalam dua valuta asing (dual currency) senilai Rp42 triliun. SUN tersebut diterbitkan dalam denominasi dolar AS (global bonds) sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp26,63 triliun dan euro (euro bonds)sebesar satu miliar euro atau sekitar Rp15,35 triliun.
Berdasarkan keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, penerbitan SUN dalam dua valuta asing secara bersamaan ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh negara di kawasan Asia Tenggara dalam kurun lebih dari satu dekade.
Global bonds diterbitkan dalam dua seri, yakni seri RI0727 dan RI0747 dengan nominal masing-masing sebesar US$1 miliar. Seri RI0727 diterbitkan pada jangka waktu (tenor) 10 tahun, kupon 3,85 persen, imbal hasil (yield) 3,9 persen dan harga 99,59 persen.
Seri RI0747 diterbitkan dengan tenor 30 tahun, kupon 4,75 persen, yield 4,8 persen dan harga 99,21 persen. Global bonds tersebut mayoritas dipasarkan di Amerika Serikat, Asia dan Eropa.
Sementara itu, euro bonds diterbitkan satu seri, yakni seri RIEUR0724 dengan tenor 7 tahun, kupon 2,15 persen, yield 2,18 persen dan harga 99,82 persen. Euro bonds mayoritas dipasarkan di Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.
Global bonds dan euro bonds mempunyai porsi investor terbesar pada asset manageratau fund manager dengan rata-rata kepemilikan mencapai diatas 50 persen, disusul oleh bank dan asuransi/dana pensiun.
Penerbitan euro bonds tersebut mencatatkan kupon dan yield terendah sepanjang penerbitan utang dalam denominasi euro oleh Pemerintah. Penerbitan global bonds juga mencatatkan selisih (spread) yang paling ketat yakni hanya 90 bps untuk tenor 10 dan 30 tahun dan merupakan salah satu yang terketat (tightest) di antara peer group untuk kelompok negara emerging market. Khusus untuk global bonds tenor 10 tahun, berhasil membukukan catatan baru yakni spread terendah dengan yield U.S. treasury 10 tahun.
Adapun total penawaran untuk euro bonds mencapai 4,3 miliar euro dan global bondssebesar US$7,3 miliar. Penerbitan ini telah sesuai dengan rencana pembiayaan APBN 2017 dan merupakan upaya Pemerintah mengembangkan dan memperluas, serta melakukan diversifikasi basis investor global.
Penerbitan ini memungkinkan Pemerintah untuk memenuhi sebagian target pembiayaan APBN melalui penerbitan SUN sekaligus memperpanjang profil jatuh tempo utang pemerintah dalam mata uang US Dollar. Penerbitan dilakukan sebelum adanya potensi kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Bank Sentral Amerika (The Fed) dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada sisa tahun 2017.
CNN Indonesia



