RASIO.CO, Batam – UKM Centre Fasilitasi PKL Korban Penggusuran Program pembangunan yang dilakukan baik Pemko Batam maupun BP Batam, pada prinsipnya perlu didukung oleh semua pihak, tetapi dampak pelaksanaan pembangunan seperti pelebaran jalan, penertiban pedagang kaki lima dan penggusuran harus dicarikan solusi.
Sesuai rilis di media rasio, Penggusuran tanpa solusi hanya akan menambah angka pengangguran sekaligus meningkatkan jumlah keluarga miskisn. Sebagian besar pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menjadi korban penggusuran memiliki tanggungjawab keluarga.
Kondisi ini membuat pelaku UKM makin tersisihkan padahal mereka tidak memiliki peluang lain untuk menghidupi anak dan istri apalagi kondisi ekonomi Batam yang saat ini semakin sulit.
Para pelaku UKM mengeluhkan kondisi tersebut, dan melalui UKM Centre, sangat banyak yang meminta jalan keluar agar mereka tetap bisa bertahan dan melanjutkan usaha.
Pelaku UKM mengaku sangat berat dan tidak mampu menyewa kios apalagi menyewa ruko, Omset dari pelaku UKM juga masih kecil karena keterbatasan modal dan sumber daya.
Menanggapi keluhan tersebut, UKM Centre Kepri terus memikirkan dan melakukan inovasi untuk mencari solusi jangka untuk pelaku UKM. Saat ini, UKM Centre sedang mencari dan menyiapkan lokasi untuk menampung para pelaku UKM yang tergusur agar mereka tetap bisa berjualan.
UKM Centre sudah memetakan beberapa titik yang dinilai potensial dan bersedia dipinjamkan oleh pemilik lahan atau bangunan. Lokasi untuk diharapkan mendapat restu dari pemerintah sehingga ada jaminan kelangsungan usaha bagi pelaku UKM.
“UKM Centre harus berpikir keras, agar UKM tidak terhenti, kami bersama teman-teman lagi menyiapkan lokasi untuk mereka,” Kata ketua UKM Centre Kepri, Setyasih Priherlina sesuai rilis diterima rasio. Jumat(14/07/2017).
Lokasi baru untuk UKM tersebut menurut Priherlina, akan ditata lampunya, kebersihannya dijamin higienis dan keamanan terjaga.
“Kita ingin UKM kita naik kelas, sehingga bisa menjadi pusat jajanan dan oleh-oleh yang bisa didatangi semua kalangan,” katanya.
Saat ini sudah ada puluhan UKM yang meminta difasilitasi oleh UKM Centre Kepri. UKM Centre sendiri merupakan perkumpulan para penggiat UKM, pelaku usaha dan para professional yang peduli dengan UKM di Kepri.
Lembaga ini didirikan oleh beberapa tokoh di Batam antara lain Setyasih Priherlina, Maruf Maulana, Sujak Widodo, Achyar Nasution, Marthin Tandi Rura, Yulfis Wandi, Emilia Sukesi dan Eliaki Gulo.
Pelaku UKM berharap lokasi baru segera terealisasi, karena sejak penggusuran, mereka telah terhenti berusaha.
“Bayangkan, disaat anak saat ini mulai masuk sekolah, para pedagang kaki lima korban gusuran justru tidak punya penghasilan, kami memikirkan kelanjutan Pendidikan generasi bangsa,” kata Lina – panggilan akrab Priherlina.
Untuk merealisasikan program pemindahan tersebut, Priherlina mengaku memang punya tantangan berat karena harus meminjam lahan dari pihak lain, yang suatu waktu juga bisa digunakan kembali sehingga harus berpindah.
Akar masalah dari semua itu menurut Lina, Karena saat ini BP Batam tidak menyediakan lahan buat para pelaku UKM.
“UKM Centre terus berpikir keras untuk lahan yang terbatas dan mencari pemimpin yang peduli pada ekonomi kerakyatan,” tambah Lina.
Menurut aktivis UKM tersebut, saat ini yang terlihat hanya investor besar yang terus mendapat perhatian untuk alokasi lahan, sementara UKM tidak punya tempat.
Lina menyuarakan aspirasi para pelaku UKM, pertanyaan yang selalu disampaikan adalah apakah hanya investor-investor besar yang mendapatkan lahan pada masa kepemimpinan BP sekarang?
Apakah pelaku UKM sudah tidak bisa mendapatkan lahan?. Lina berharap UKM Centre tidak terus tergusur dan terpinggirkan Karena terbukti pelaku UKM paling tahan terhadap krisis ekonomi. Untuk itu perlu mencari dukungan dari semua pihak.(r/apri).